Dusun Jopaten, desa Poncosari Kecamatan Srandakan hampir setiap tahun menyelenggarakan Upacara Tradisional Rasul;an/Bersih Dusun. Menurut cerita yang beredar di kalangan masyarakat konon di desa Jopaten pernah terjadi rajapati , agar tidk ada rajapati
lagi maka masyarakat mengadakan selamatan dengan tirakatan, berdoa dan tahlilan
. Siang harinya menyajikan sedekah berupa nasi gurih, ingkung, lalaban, pisang
raja dan tumpeng ,sesudah itu dilanjutkan kegiatan wayang kulit dengan cerita
Bharatayuda.
lagi maka masyarakat mengadakan selamatan dengan tirakatan, berdoa dan tahlilan
. Siang harinya menyajikan sedekah berupa nasi gurih, ingkung, lalaban, pisang
raja dan tumpeng ,sesudah itu dilanjutkan kegiatan wayang kulit dengan cerita
Bharatayuda.
Versi lain mengatakan bahwa Rasulan ini untuk menghormati cikal bakal (leluhur
) masyarakat Jopatan yang disebut dengan Kyai Jopati. Bersih dusun ini bertujuan
agar hasil pa nen masyarakat dapat bermanfaat untuk keperluan. Sebagai ungkapan
syukur atas keberhasilan panennya serta memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar
seluruh warga masyarakat terhindar dari malapetaka.
Maksud dan tujuan
Upacara Bersih Dusun ini sebagai ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan Nabi Muhammad SAW serta para leluhur yang telah melimpahkan karunianya
sehingga hasil panen pertaniannya bisa berhasil dengan baik dan bermanfaat untuk
keperluan keluarga, disamping itu juga mohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar
hasil panen yang akan datang bisa berhasil dengan baik dan seluruh warga Jopaten
terhindar dari malapetaka.
Upacara bersih dusun ini dilaksanakan beberapa waktu setelah masa panen padi,
waktu penyelenggaraannya antara bulan Maret sampai April, pada bulan tersebut
petani sudah selesai panen, hari pelaksanannya tidak ditentukan. Kegiatannya
dilaksanakan kira - kira pukul 10.00 Wib selanjutnya pada malam harinya dilaksanakan
pertunjukkan wayang kulit sebagai puncak acara. Tempat penyelenggaraan kegiatan
ini di rumah penduduk .
Perlengkapan Upacara
Sesaji yang harus dilaksanakan pada Upacara bersih dusun Jopaten antara lain
:
a. Nasi Uduk : Nasi uduk adalah nasi putih yang diberi santan, garam dan daun
salam sehingga rasanya gurih melambangkan permohonan keselamatan dan kesejahteraan
Nabi Muhammad SAW beserta sahabat - sahabatnya termasuk penyelenggara dan pesaerta
upacara.
b. Nasi Ambeng : Nasi ambeng adalah nasi putih biasa dengan rangkaian lauk
pauknya seperti sambel, semur, bergedel, bakmi dll. Nasi ambeng ini melambangkan
permohonan ampun masyarakat Jopatan agar kesalahannya diampuni Tuhan.
c. Ingkung ayam : Ayam dimasak utuh diberi bumbu tidak pedas dan santan
melambangkan kesucian manusia juga melambangkan kepasrahan manusia kepada kekuasaan
Tuhan.
d. Tumpeng : Nasi Putih berbentuk kerucut ( gunung ) tanpa lauk pauk,
melambangkan harapan kepada Tuhan agar supaya
permohonannya terkabul.
e. Jenang merah : Bubur yang terbuat dari beras diberi garam dan gula kelapa,
jenang merah melambangkan sebuah harapan agar kedua orang
tuanya selamat, warna merah melambangkan keberanian.
f. Jenang putih : Bubur yang terbuat dari beras dan diberi garam, melambangkan
sebuah harapan kepada orang tua agar supaya masyarakat yang
sedang melaksanakan upacara direstui . Warna putih
melambangkan kesucian.
g. Pisang Raja : Melambangkan sebuah harapan agar kelak dikemudian hari
warga masyarakat dusun Jopaten hidupnya selalu bahagia seperti
raja.
h. Kembang Telon : Kembang Telon merupakan bunga yang terdiri 3 macam mawar,
melati dan kenanga , melambangkan keharuman doa yang keluar
dari hati yang tulus , bau harum melambangkan kemuliaan
i. Kemenyan : Kemenyan sebagai sarana pada waktu orang mengucapkan
permintaan berupa doa , kemenyan ini dibakar kan menimbulkan
asap yang berbau harum
Pelaksanaan Upacara Bersih Dusun ini dilakukan dengan melaksanakan kenduri
secara bersama - sama oleh penduduk. Selain itu juga dipentaskan wayang kulit,
biasanya dilaksanakan pada hari Rabu kliwon dengan mengambil lakon Bharatayudha.
secara bersama - sama oleh penduduk. Selain itu juga dipentaskan wayang kulit,
biasanya dilaksanakan pada hari Rabu kliwon dengan mengambil lakon Bharatayudha.
0 komentar:
Posting Komentar